Rabu, 08 Oktober 2014

CONTOH PIDATO "TOLERANSI"

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
Kita semua meyakini bahwa Islam merupakan agama yang benar. Agama yang diterima oleh Allah SWT. Siapa saja yang tidak menjadikan agama Islam sebagai jalan hidupnya, maka di hadapan Allah dia merupakan orang yang merugi dan tidak akan diterima oleh-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam” (Q.S. Ali Imran/2: 19)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:
Artinya:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi” (Q.S. Ali Imran/2: 85)

Kebenaran Islam ini bersifat mutlak. Ajaran-ajaran Islam yang tercantum dalam al-Qur’an bersifat tetap, tidak ada yang meragukan, dan tidak boleh dirubah dengan alasan apapun. Agam Islam merupakan agama yang sempurna dan menyeluruh. Islam merupakan agama terakhir yang menyempurnakan ajaran-ajaran agama yang diturunkan Allah kepada Nabi – Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Kesempurnaan akan ajaran Islam ini dinyatakan Allah dalam firman-Nya:
Artinya:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” (Q.S. Al-Maidah/3: 2)

Keyakinan terhadap kebenaran dan kesempurnaan terhadap agama Islam harus menjadi bagian dari keimanan kepada Allah SWT. Keyakinan ini pula yang akan mendorong kita memiliki motivasi dan niat yang kuat untuk terus menjalankan ajaran-ajaran dengan benar dan konsisten. Pelaksanaan ajaran Islam dengan benar dan konsisten ini akan menjadikan kita dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan hidup.
Keyakinan akan kebenaran Islam ini bukan berarti sebagai alat untuk  memaksakan setiap orang yang belum masuk Islam harus menjadi muslim. Atau sebagai alasan untuk melakukan tindak kekerasan dan aksi teror kepada umat non muslim. Keberadaan umat manusia yang berbeda dalam keyakinan sesungguhnya merupakan sunatullah, karena Allah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidupnya, apakah ia hendak beriman kepada Allah atau mengingkari Allah. Allah menegaskan dalam firman-Nya:
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah/2: 256)

Keimanan yang benar kepada Allah menuntunkan pemiliknya memiliki sikap wajar dan tetap menghormati keberadaan orang lain yang bukan muslim dengan semangat toleransi. Toleransi yang dikembangkan dalam kehidupan antar umat beragama adalah toleransi yang didasari oleh keyakinan yang kuat akan kebenaran agama yang dianut oleh masing-masing pemeluknya, dengan tetap menghormati dan mengakui adanya perbedaan keyakinan orang perorang dalam kehidupan masyarakat. Setiap agama boleh menyampaikan agamanya dengan cara-cara yang santun, beradab, tidak menjebak melalui pemberian materi, tidak memaksakan, dan tidak pula dengan tindak kekerasan. Inilah sesungguhnya gambaran toleransi positif antar umat beragama.
Toleransi antar umat beragama akan menjadi negative apabila toleransi yang dikembangkan adalah bentuk penyatuan agama, pencampuran agama, atau peniadaan perbedaan prinsip keagamaan dari masing-masing agama yang ada. Oleh karena itu, setiap orang boleh meyakini agamanya sebagai agama yang benar dan beribadah berdasar ajaran agamanya masing-masing. Tetapi setiap orang tidak boleh menyatakan bahwa semua agama itu benar, dan beribadah dengan berbagai cara yang dilakukan oleh setiap agama, bahkan mencampuradukkan satu sama lain. Sikap toleransi positif digambarkan Allah dalam firman-Nya berikut ini:
Artinya:
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Q.S. Al-Kafirun/109: 1-6)

Surat al-Kafirun tegas mengajarkan bahwa setiap agama memiliki prinsip dan nilai dasar yang berbeda. Perbedaan yang ada bukan untuk disatukan atau dicampuradukkan. Perbedaan yang ada harus dihormati dan dihargai satu sama lain. Tidak saling mengganggu dan memaksakan satu sama lain. Dan Iman yang benar sesungguhnya akan menuntunkan sikap tolernasi yang positif. Wallahu A’lam.


CONTOH PIDATO "KEJUJURAN"

KETENANGAN JIWA DENGAN KEJUJURAN

Bahagia adalah masa dimana seseorang merasa senang, hidup bersama orang-orang yang dicintainya, merasa nyaman dan tentram, serta dekat dengan Tuhannya.
Tentunya sudah menjadi sesuatu yang lumrah, bahwa setiap orang ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia.
Salah satu dari sekian sifat dan moral utama seorang manusia adalah kejujuran. Karena kejujuran merupakan dasar fundamental dalam pembinaan umat dan kebahagiaanmasyarakat.
Karena kejujuran menyangkut segala urusan kehidupan dan kepentingan orang banyak. Kepada manusia Allah SWT memerintahkan agar mempunyai perilaku dan sifat ini.
Rasulullah SAW adalah merupakan contoh terbaik dan seorang yang memiliki pribadi utama dalam hal kejujuran.

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur (shidiq).
Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan,dan kejahan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan, akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong (kadzdzab).  (H.R. Bukhari)

 

Ada beberapa aspek   “JUJUR”   dalam Islam.

Pertama, Jujur dalam kehidupan sehari-hari; merupakan anjuran dari Allah dan Rasulnya.
Banyak ayat Al Qur’an menerangkan kedudukan orang-orang jujur antara lain:

QS. Ali Imran (3): 15-17
Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa [kepada Allah], pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya.
Dan [mereka dikaruniai] isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (15)
[Yaitu] orang-orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, sesungguh nya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (16)
[yaitu] orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya [di jalan Allah], dan yang memohon ampun di waktu sahur. (17)

An Nisa’ (4): 69
Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul [Nya], mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS An Nisa : 69)

Al Maidah (5): 119
Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfa’at bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya Itulah keberuntungan yang paling besar“. (119)
Begitu juga secara gamblang Rasulullah menyatakan dengan sabdanya:
“Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya.
Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membewa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Kedua, kejujuran dan kebohongan dalam kehidupan politik; ada hadits yang menyatakan dengan tegas.
Bahwa Rasulullah bersabda:
“Ada tiga kriteria manusia yang tidak dilihat dan disucikan Allah swt. di hari akherat bahkan bagi mereka adzab yang pedih adalah:
1.    Orang sudah tua yang berzina,
2.    Pemimpin yang berdusta, dan
3.    Orang sombong.
Adapun kebohongan yang diperbolehkan dalam kaitan untuk kegiatan berpolitik, yaitu apabila kebohongan itu bisa meredam keributan sosial agar tidak terjadi perpecahan.
Dalam hal ini Rasulullah saw. memberi keringanan seperti dalam hadis dari Ummi Kaltsoum: “Saya tidak mendengar Rasulullah saw. memberi keringanan pada suatu kebohongan kecuali tiga masalah:
1.    Seseorang yang membicarakan masalah dengan maksud mengadakan perbaikan (Islah);
2.    Seseorang membicarakan masalah pada saat konflik perang (agar selamat), dan
3.    Seseorang yang merayu istrinya begitu juga istri merayu suami.(HR. Muslim)
Ada juga hadits yang menyatakan, Rasulullah bersabda:
“Bukanlah pendusta orang yang ingin melerai konflik sesama, hingga orang tersebut berkata: semoga baik dan menjadi baik” (HR. Mutafaq Alaih)

Begitulah batas kejujuran dan kebohongan secara dasar yang berkaitan dengan keseharian dan politik. Dan sudah jelas bahwa tujuan dari keduanya adalah untuk sebuah kedamaian.



Diantara percikan hikmahnya “Indahnya Kejujuran”
  • Tidak akan pernah ada HAKIKAT BAHAGIA kecuali dengan KEJUJURAN karena dusta hanya membuat kesenangan palsu,
  • Karena itulah Allah bekali sifat utama nabi Muhammad dengan sifat “Ash Shidq” sifat jujur sehingga beliau dijuluki sebagai “Al Amin”,
  • “Hai hamba2 yang beriman bertaqwalah kepada Allah & berkumpullah bersama hamba2 Allah yang jujur (QS At Taubah 119), karekteristik orang taqwa itu adalah JUJUR,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Jujur). (QS At Taubah : 119)
  • Jujur jalan menuju Syurga walaupun awalnya berat sedangkan dusta jalan menuju neraka walaupun awalnya sukses,
  • Jujur itu membuat hidup ini TENANG!  –  SENANG  –  BAHAGIA,
  • Kedudukan hamba2 Allah yang jujur sangat mulia, no dua setelah kedudukan para nabi & diatas para syuhada (QS An Nisa 69),
Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul [Nya], mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS An Nisa : 69)
  • Pedagang jujur bersama para nabi kelak di akhirat,
  • Sungguh negri ini rindu PEMIMPIN yang JUJUR…
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibubapakmu dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan nya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran, dan jikakamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segal apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. An Nisaa’: 135)
Janganlah kamu bersikap lemah & jangan pula kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang2 yang beriman.” (QS. Ali-Imran : 139)”
Untuk menjadi orang yang bahagia, tidak harus dengan menghalalkan segala cara. Kita bisa belajar dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan dan jalani setiap hari. Insya Allah, kebahagiaan mereka akan tertular kepada anda.

1. Berpikir Positif

  • Ini adalah hal paling mendasar yang sering dilakukan orang-orang yang berbahagia. Hampir setiap hari mereka melihat semua hal dengan pikiran yang positif.
  • Dengan berpikir positif, secara tidak langsung mereka hanya memasukkan informasi positif dalam tubuh dan pikiran mereka.
  • Hal ini tentu akan membawa dampak yang sangat baik dalam lingkungannya.

2. Berbagi

  • Jika mendapatkan sesuatu misalnya berupa rezeki yang banyak, atau hadiah dari seseorang, mereka selalu berbagi kebahagian tersebut.
  • Entah dengan keluarga, orang lain, ataupun siapa saja.
  • Ada kepuasan tersendiri ketika kita dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

3. Jujur

  • Seseorang yang bahagia selalu menjaga kejujuran mereka.
  • Kejujuran akan membawa pengaruh yang baik bagi pribadi seseorang. Sifat jujur adalah salah satu akibat dari berpikir positif.
  • Sebuah kalimat yang sarat dengan makna “sampaikan kejujuran meski pahit”.

4. Berkumpul Dengan Orang-Orang Yang Di Cintai

  • Luangkan waktu lebih untuk dapat bersenang-senang dengan orang-orang yang anda cintai.
  • Hal ini akan membawa keceriahan dan berdampak baik bagi pikiran anda.

5. Ibadah

  • Bukan hanya hubungan baik dengan sesama manusia yang harus dijaga, tapi juga hubungan kita kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
  • Dia-lah yang telah memberikan banyak nikmat kepada kita semua.



Rabu, 24 September 2014

RPP TERPADU ~ IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan    : SD Negeri 2 Rembang
Mata Pelajaran          : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester       : IV/ 1 (satu)
Waktu                        : 2 x 35 menit

A.  Standart Kompetensi
Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya.
B. Kompetensi Dasar
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
C. Indikator           
Menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan tumbuhan (herbivora).
D. Tujuan
1.  Dengan memahami penjelasan guru tentang hewan herbivora, siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk pemakan tumbuhan.
2.  Dengan mendengarkan penjelasan guru tentang hewan herbivora, siswa mampu mendifinisikan hewan pemakan tumbuhan.
3.  Dengan melalui diskusi tentang hewan herbivora, siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan.
E.  Materi
Penggolongan hewan herbivora berdasarkan jenis makanannya.
F.  Metode
1.  Ceramah
2.  Diskusi
3.  Tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1.  Kegiatan Awal (10 menit)
a)  Motivasi   : menjelaskan manfaat mempelajari materi tentang penggolongan hewan herbivora berdasarkan jenis makanannya.
b)  Apersepsi : tanya jawab tentang hewan herbivora pemakan daun, biji, batang, dan buah.
2.  Kegiatan Inti (45 menit)
a)  Eksplorasi
Ø Guru menyiapkan gambar atau tayangan tentang penggolongan hewan herbivora.
Ø Guru menayangkan atau menampilkan gambar herbivora
Ø Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar hewan herbivora.
b)  Elaborasi
Melalui diskusi diharapkan siswa mampu :
Ø Menganalisa gambar hewan herbivora.
Ø Mengidentifikasi hewan herbivora pemakan daun, biji, batang dan buah.
Ø Mendiskripsikan ciri-ciri hewan herbivora pemakan daun, biji, batang dan buah.
c)  Konfirmasi
Ø Siswa mempresentasikan hasil diskusi tentang ciri-ciri hewan herbivora pemakan daun, biji, batang dan buah.
Ø Guru bertanya dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.
3.  Kegiatan Akhir (15 menit)
a)  Menjelaskan kembali atau merangkum materi tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.
b)  Menarik kesimpulan dari materi tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.
H. Alat dan Sumber Bahan
1.  Buku BSE Ilmu Pengetahuan Alam
2.  Buku BSE Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku.
I.    Penilaian
1.  Prosedur   :
a)  Tes awal        : ada pada apersepsi
b)  Tes akhir        : ada pada tes formatif
2.  Jenis tes    : tes uraian dalam diskusi
3.  Bentuk tes            : uraian
4.  Alat tes      : lembar soal

                                                                                                Rembang , 09 Juni 2013
Kepala Sekolah                                                                       Guru Mata Pelajaran




Tatik Nur Hidayat, S.Pd                                                         Kristi Yulianti

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SENI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Fungsi dan Kedudukan Seni dalam Kehidupan Masyarakat

Secara umum, seni berfungsi sebagai berikut :
A.  FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL
1.    Pemujaan/Ritual
Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat terbelakang. Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada misi daripada fisik atau bentuk.
Misalnya, tari Barong untuk upacara di Bali
2.    Tuntunan
Fungsi tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara verbal diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk menyampaikan pesan moral yang akan dicapai.
Misalnya, seorang dalang yang memerankan tokoh angkara murka dan simbol kebaikan  pewayangan.
3.    Tontonan/Hiburan
Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang menghibur adalah seni yang mampu memberi kesenangan pada seseorang atau kelompok orang yang berada disekitar pertunjukkan.
Contohnya, tari Serampang Duabelas dari Sumatera Barat.
B.  FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT MODERN
1.    Ekspresi/Aktualisasi Diri
Tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat seni ekspresi diri dalam penampilannya. Kebebasan di sini lebih menekankan pada pencapaian tujuan tertentu yang diperjuangankan.
Contoh seni instalansi, happening art.
2.    Pendidikan
Esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas dari muatan pendidikan, yaitu apa yang dituangkan ke dalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti seseorang.
3.    Industri
Berfungsi untuk mendukung satu produk tertentu, yaitu sesuatu yang mampu memberi daya tarik pada produk yang ditawarkan.
Misalnya, membuat sebuah lagu untuk produk susu, atau koreografi untuk iklan rokok.
4.    Seni Terapi
Digunakan secara khusus untuk memberi ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psikis.
5.    Komersial/Instant

Sebagai alat mendatangkan keuntungan (entertaiment) ini bisa dibuat menurut keperluan dan keinginan si penanggap.

DEFISINI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENURUT PARA AHLI ATAU SUMBER YANG LAIN

DEFISINI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA MENURUT PARA AHLI ATAU SUMBER YANG LAIN
A.  Definisi Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan
Istilah pendidikan jasmani berawal dari Amerika Serikat berawal dari istilah gymnastics, hygiene, dan physical culture Siedentop (1972).Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut ahli :
1.      Cholik Mutohir (Cholik Mutohir, 1992).
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
2.      Nixon and Cozens (1963: 51)
Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
3.      Dauer dan Pangrazi (1989: 1)
Mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
4.      Bucher, (1979).         
Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional.
5.      Ateng (1993)
Mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.

6.      Siedentop (1991),
Seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani".
7.      Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001)
Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa:
Manakalah pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan, pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.’ Pendidikan melalui fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan mental, sosial siswa. Manakala tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu perlu pula berdampak pada perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama dengan siswa lain.
8.      Rink (1985)
Mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai "pendidikan melalui fisikal", seperti:
‘Kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap pendidikan secara umum adalah perkembangan tubuh yang menyeluruh melalui aktivitas jasmani. Ketika aktivitas jasmani ini dipandu oleh para guru yang kompeten, maka basil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikal-nya. Hal ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani atau pelatihan jasmani.’ Pendapat lain namun dalam ungkapan yang senada, seperti diungkapkan.
9.      James A.Baley dan David A.Field (2001; dalam Freeman, 2001)
Menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli ini menyebutkan bahwa: ‘Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.’ Aktivitas jasmani yang dipilih disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan kapabilitas siswa. Aktivitas fisikal yang dipilih ditekankan pada berbagai aktivitas jasmani yang wajar, aktivitas jasmani yang membutuhkan sedikit usaha sebagai aktivitas rekreasi dan atau aktivitas jasmani yang sangat membutuhkan upaya keras seperti untuk kegiatan olahraga kepelatihan atau prestasi. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan aktivitas jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar (gross motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam permainan, olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia.
10.  Freeman (2001:5)
Menyatakan pendidikan jasmani dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok bagian, yaitu:
Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu: beberapa aktivitas fisikal atau beberapa tipe gerakan tubuh. Aktivitas jasmani meskipun tidak selalu, tetapi secara umum mencakup berbagai aktivitas gross motorik dan keterampilan yang tidak selalu harus didapat perbedaan yang mencolok. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non-fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial, dan estetika, seperti juga perkembangan kognitif dan afektif. Secara utuh, pemahaman yang harus ditangkap adalah: pendidikan jasmani menggunakan media fisikal untuk mengembangkan kesejahteraan total setiap orang. Karakteristik pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada mata pelajaran lain, karena hasil kependidikan dari pengalaman belajar fisikal tidak terbatas hanya pada perkembangan tubuh saja. Konteks melalui aktivitas jasmani yang dimaksud adalah konteks yang utuh menyangkut semua dimensi tentang manusia, seperti halnya hubungan tubuh dan pikiran. Tentu, pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan seseorang terdidik fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan total manusia, seperti yang dimaksud dengan konsep “kebugaran jasmani sepanjang hayat”. Seperti diketahui, dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan pada tiga domain pendidikan, yaitu: psikomotor, afektif, dan kognitif. Beberapa ahli dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga,
11.  Syer & Connolly (1984); Clancy (2006); Begley (2007),
Menyebutkan hal senada bahwa “tubuh adalah tempat bersemayamnya pikiran.” Ada unsur kesatuan pemahaman antara tubuh dengan pikiran.
Kesatuan Unsur Tubuh dan Pikiran Salah satu masalah besar, untuk selama bertahun-tahun lamanya seolah tidak akan pernah tuntas, adalah perdebatan antara intelektual dan jasmani. Kepercayaan banyak orang adalah bahwa tubuh terpisah dari pikiran, yang kemudian memunculkan pemahaman "dualisme" dan cenderung mengarah pada pikiran adalah sesuatu yang diutamakan, sementara tubuh adalah sesuatu yang inferior. Sebagai contoh, sering didapatkan pada rohaniawan yang mengutamakan pada kesempurnaan pikiran, daripada kesejahteraan fisiknya. Bahkan sampai pada keyakinan bahwa pikiran berada di atas unsur tubuh, dan mengendalikan semua sistem tubuh yang ada. Sebaliknya, ada juga filosofi yang menyebutkan bahwa tubuh dan pikiran bersatu, yang kemudian dikenal sebagai aliran pemahaman holism, suatu kesatuan antara tubuh dan pikiran. Keyakinan ini dapat dengan mudah dikenali, seperti yang sering didengar sebuah semboyan Orandum est ute sit men sana in corpore sano atau seperti: a sound mind in a sound body (Krecthmar, 2005:51). Moto seperti ini, sering dijadikan rujukan dalam setiap pelaksanaan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek tubuh dan pikiran, dan bahkan aspek spiritual. Hal ini pun menjadi fokus orientasi utama dalam pengembangan aktivitas jasmani sebagai upaya pengembangan utuh-manusia.Pertanyaan utama yang patut dimunculkan adalah apakah benar keyakinan terhadap kesatuan tubuh dan pikiran? Pada kenyataannya di masyarakat sering ditemukan keyakinan bahwa tubuh dan pikiran berada pada sifat dualism. Sesungguhnya, pendidikan jasmani mencoba membuktikan dan meyakinkan setiap orang bahwa tubuh dan pikiran berpadu menjadi satu kesatuan dalam konsep holism, meskipun pikiran berada di atas kedudukan tubuh. Inilah bukti bahwa perdebatan itu akan senantiasa muncul sebagai akibat adanya dinamika dalam pemikiran. Pendapat yang bijak dapat dimunculkan ketika mencoba memposisikan diri pada pemikiran netral, bijak dalam memposisikan masing-masing pendapat, pikiran mengendalikan tubuh, tetapi tubuh pun dapat memberikan informasi dan mempengaruhi pikiran. Pembenaran akan dapat diterima ketika apa yang terjadi sesuai dengan landasan teoritisnya. Tetapi, teori dapat diterima ketika sejalan dengan apa yang terjadi.
12.  Menurut WHO
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani.


13.  Kesimpuan Zandra Dwanita Widodo 
Dari seluruh tokoh pendidikan tentang arti dari pendidikan jasmani, yaitu pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional melalui kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

B.  Definisi Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan
Berikut pengertian pendidikan olahraga menurut ahli :
1.    Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) 
Olahraga yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
2.    Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson,Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992) 
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or .
3.    World Conference On Education and Sports for Culture of Peace (I0C, Juli 1999), 
Menyebutkan bahwa:
a.    Olahraga adalah suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah perdamaian.
b.   Olahraga dapat membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang  dan ras.
c.    Olahraga adalah hak asasi manusia seperti hak pendidikan, hak untuk identitas
d.   Olahraga adalah alat yang baik untuk memperkenalkan kebiasaan dari kehormatan.
4.    Ensiklopedia Indonesia 
Makna olahraga adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

5.    Menpora Maladi
pengertian olahraga yaitu mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.
6.    UNESCO 
Mendefinisikan olahraga sebagai “setiap  aktivitas  fisik  berupa permainan  yang berisikan  perjuangan  melawan unsur-unsur  alam, orang lain, ataupun  diri  sendiri”.


Template by:

Free Blog Templates