Selasa, 12 November 2013

KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
1.    Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.
A.  Pengertian Pembelajaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu kurikulum terpadu dan pembelajaran terpadu. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungakan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133).
Rasional masalah dan pengalaman itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1.    Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami, mempelajari dan memecahkannya diperlukan multi-skill.
2.    Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.
3.    Memudahkan anak membuat hubungan antar skema dan transfer pemahaman antar konteks.
4.    Demi efisiensi.
5.    Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan hal diatas, pembelajaran terpadu banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum sehingga anak dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum terpadu dan pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusahaa memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai :
1.    Pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
2.    Cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan).
3.    Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu bertolak dari sutau topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama dengan anak. Tujuan dari tema ini untuk menguasai konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut.
B.  Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari pembelajaran terpadu, yaitu : Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa. (student centered), dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences), pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat luwes (fleksibel), dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Beberapa kelebihan dari Pembelajaran Terpadu berikut ini, kegiatan belajar akan relevan dengan tingkat perkembangan siswa, kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama, dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir siswa dan keterampilan sosial siswa.
Selain beberapa kekuatan atau kelebihan di atas, penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaannya, diataranya : dalam kurikulum 2004 kompetensi dasar pada mata pelajaran yang ada tidak semua dapat dipadukan sehingga menyulitkan guru dalam mengembangkan program, membutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai, dan belum semua guru memahami konsep pembelajaran terpadu secara utuh.
C.  Landasan Pembelajaran Terpadu
Landasan-landasan tersebut pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Landasan psikologis diperlukan dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan belajar sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, dengan kata lain berkenaan dengan penentuan cara/metode pembelajaran. Sedangkan Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dpengaruhi oleh tiga filsafat berikut : (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanism.
1.    Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada : (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dalam hal demikian maka akan terjadi proses berpikir yang terkait dengan “metakognisi”, yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan pengalaman belajar dengan pengetahuan lain untuk menghasilkan sesuaatu (J. Marzona et al, 1992)
2.    Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari guru kepada siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.
3.    Aliran humanism melihat siswa dari segi : (a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya.
Secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan tersbut dalam kegiatan pembelajaran yaitu : (a) guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, (b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahamannya sendiri,(c) guru lebih bertindak sebagai model dan penyedia bahan pembelajaran.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Dalam hal ini psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran.
2.    Siswa dapat menemukan pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada dari berbagai disiplin ilmu.
3.    Peran guru bukanlah satu-satunya pihak yang paling menentukan, tetapi lebih banyak bertindak sebagai tut wuri handayani.
4.    Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat diringya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
Landasan praktis diperlukan karena melaksanakan pembelajaran terpadu secara aplikatif di dalam kelas. Dengan landasan praktis kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
Selain ketiga landasan diatas, dalam pembelajaran terpadu perlu juga dipertimbangkan landasan lainnya yaitu landasan sosial-budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
D.  Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) Dapat digunakan dengan mudah untuk memadukan mata pelajaran, (2) dapat memberikan bekal siswa bagi siswa untuk belajar selanjutnya, (3) disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, (4) mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa, (5) mempertimbangkan peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dalam rentang waktu belajar, (6) mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat, (7) mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) guru tidak bersikap otoriter yang mendominasi dalam proses pembelajaran, (2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas, (3) guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri, (2) guru perlu mengajak siswa untuk menilai perolehan belajar sesuai kriteria keberhasilan kompetensi yang disepati.
E.  Manfaat Pembelajaran Terpadu

Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu, antara lain : dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi pengehematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa, memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran, siswa akan lebih aktif dan otonom dalam pemikirannya, membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa, dan akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks yang lain, meningkatkan kerjasama antara para guru, para siswa, guru dan siswa.

Template by:

Free Blog Templates