KONSEP DASAR DAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
1.
Kegiatan Belajar 1
Konsep
Dasar Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberi
pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.
A.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki
hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu kurikulum
terpadu dan pembelajaran terpadu. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang
menggabungakan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan
sikap (Wolfinger, 1994:133).
Rasional
masalah dan pengalaman itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1.
Kebanyakan
masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami,
mempelajari dan memecahkannya diperlukan multi-skill.
2.
Adanya tuntutan
interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.
3.
Memudahkan anak
membuat hubungan antar skema dan transfer pemahaman antar konteks.
4.
Demi efisiensi.
5.
Adanya tuntutan
keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan hal diatas, pembelajaran terpadu
banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum sehingga
anak dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara lintas
disiplin dalam waktu yang bersamaan.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum
terpadu dan pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan
pelaksanaannya.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat
diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada
proses yang ditempuh siswa saat berusahaa memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994).
Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat
sebagai :
1. Pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
2. Cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara serempak (simultan).
3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa mata pelajaran yang berbeda.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang
berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu bertolak dari
sutau topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama
dengan anak. Tujuan dari tema ini untuk menguasai konsep-konsep dari mata
pelajaran terkait dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan
menjelajahi topik atau tema tersebut.
B.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami
dari pembelajaran terpadu, yaitu : Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa. (student centered), dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences), pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat
luwes (fleksibel), dan hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Beberapa kelebihan dari Pembelajaran Terpadu berikut
ini, kegiatan belajar akan relevan dengan tingkat perkembangan siswa, kegiatan
yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama, dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir siswa dan
keterampilan sosial siswa.
Selain beberapa kekuatan atau kelebihan di atas,
penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar memiliki beberapa kendala dalam
pelaksanaannya, diataranya : dalam kurikulum 2004 kompetensi dasar pada mata
pelajaran yang ada tidak semua dapat dipadukan sehingga menyulitkan guru dalam
mengembangkan program, membutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai,
dan belum semua guru memahami konsep pembelajaran terpadu secara utuh.
C.
Landasan Pembelajaran Terpadu
Landasan-landasan tersebut pada hakikatnya adalah
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada
waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian
guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan praktis. Landasan
filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang
melandasi aspek-aspek lainnya. Landasan
psikologis diperlukan dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan belajar sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, dengan kata lain berkenaan dengan penentuan
cara/metode pembelajaran. Sedangkan Landasan
praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu
sangat dpengaruhi oleh tiga filsafat berikut : (1) progresivisme, (2) konstruktivisme,
dan (3) humanism.
1.
Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya
perlu sekali ditekankan pada : (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian
sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan
pengalaman siswa. Dalam hal demikian maka akan terjadi proses berpikir yang
terkait dengan “metakognisi”, yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan
pengalaman belajar dengan pengetahuan lain untuk menghasilkan sesuaatu (J.
Marzona et al, 1992)
2.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu
saja dari guru kepada siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,
melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.
3.
Aliran humanism melihat
siswa dari segi : (a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi
yang dimilikinya.
Secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang
sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan tersbut dalam kegiatan
pembelajaran yaitu : (a) guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi,
(b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan
pemahamannya sendiri,(c) guru lebih bertindak sebagai model dan penyedia bahan
pembelajaran.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Dalam hal ini psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana
perilaku itu harus dikembangkan.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi
pembelajaran terpadu dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Pengalaman
langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran.
2.
Siswa dapat
menemukan pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada dari berbagai
disiplin ilmu.
3.
Peran guru
bukanlah satu-satunya pihak yang paling menentukan, tetapi lebih banyak
bertindak sebagai tut wuri handayani.
4.
Keseluruhan
perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat diringya dan sekitarnya
secara utuh (holistik).
Landasan praktis diperlukan karena melaksanakan pembelajaran terpadu
secara aplikatif di dalam kelas. Dengan landasan praktis kesenjangan yang
terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang
dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada
saat yang sama mampu berpikir praktis.
Selain ketiga landasan diatas, dalam pembelajaran
terpadu perlu juga dipertimbangkan landasan lainnya yaitu landasan
sosial-budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
D.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) Dapat digunakan dengan mudah untuk
memadukan mata pelajaran, (2) dapat memberikan bekal siswa bagi siswa untuk
belajar selanjutnya, (3) disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, (4)
mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa, (5) mempertimbangkan
peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dalam rentang waktu belajar, (6)
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat, (7)
mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) guru tidak bersikap otoriter
yang mendominasi dalam proses pembelajaran, (2) pemberian tanggung jawab individu
dan kelompok harus jelas, (3) guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang
terkadang tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) memberi kesempatan siswa
untuk melakukan penilaian diri, (2) guru perlu mengajak siswa untuk menilai
perolehan belajar sesuai kriteria keberhasilan kompetensi yang disepati.
E.
Manfaat Pembelajaran Terpadu
Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan
pelaksanaan pembelajaran terpadu, antara lain : dengan menggabungkan berbagai
mata pelajaran akan terjadi pengehematan karena tumpang tindih materi dapat
dikurangi bahkan dihilangkan, meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa,
memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi
kesempatan transfer pembelajaran, siswa akan lebih aktif dan otonom dalam
pemikirannya, membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal
siswa, dan akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke konteks yang
lain, meningkatkan kerjasama antara para guru, para siswa, guru dan siswa.